Jika ditanya
apakah alat transportasi yang gratis sekaligus menyehatkan, maka berjalan kaki adalah
jawabannya. Kegiatan yang satu ini memang dikenal sebagai kegiatan yang
menyehatkan sekaligus murah.. Tak heran jika jalan kaki menjadi salah satu
alternatif transportasi bagi para backpaker
yang ingin menekan anggaran untuk bertravelling.
Dengan berjalan kaki biaya untuk travelling bahkan bisa di tekan hingga
setengahnya.
Bicara soal
jalan kaki, ternyata banyak faktor yang mempengaruhi karakteristik dan daya
tempuh seseorang dalam berjalan kaki. Faktor tersebut diantaranya adalah:
faktor waktu, faktor kenyamanan, faktor ketersediaan kendaraan bermotor, dan
faktor pola penggunaan lahan. Dalam hal ini faktor waktu berpengaruh pada
moment saat berjalan kaki. Misalnya berjalan kaki saat berekreasi atau
bertamasnya orang akan cenderung menempuh jarak yang lebih jauh daripada saat
berjalan biasa. Menurut survei, pada saat bertamasya atau berbelanja, orang
dapat berjalan kaki sejauh 2 mil dalam 2 jam tanpa disadari. Faktor kenyamanan
dalam berjalan kaki di sini termasuk juga faktor kondisi udara, cuaca, dan juga
jumlah beban atau barang bawaan saat berjalan kaki. Rata-rata jarak tempuh
pejalan kaki di Indonesia adalah 400 meter tanpa barang bawaan atau 300 meter
jika membawa barang bawaan. Sedangkan faktor ketersediaan kendaraan bermotor
sepertinya menjadi faktor yang paling ‘memaksa’ diantara faktor-faktor yang
lainnya. Ketidak tersediaan kendaraan bermotor akan menyebabkan seseorang untuk
berjalan kaki mau atau tidak mau. Sementara faktor penggunaan lahan di sini
merupakan faktor yang berpengaruh pada track jalan kaki yang ditempuh. Jika
kita berjalan kaki di daerah perkotaan yang padat (baik oleh kendaraan maupun
PKL) tentu saja akan memiliki kecepatan dan daya tempuh yang berbeda jika
dibandingkan dengan berjalan kaki di daerah perdesaan yang lebih banyak ruang
terbuka untuk berjalan kaki.
Indonesia
sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa ternyata membawa efek terhadap
karakteristik berjalan kaki masyarakatnya. Dibandingkan dengan negara-negara
beriklim subtropis (yang kebanyakan adalah negara maju) orang Indonesia
termasuk golongan yang memiliki kecepatan berjalan lambat. Menurut hasil
survei, waktu yang diperlukan oleh pejalan kaki Indonesia untuk menempuh jarak
100 feet (30 meter) adalah 27,2 detik. Angka ini merupakan catatan waktu yang paling lambat jika dibandingkan dengan
tiga negara lainnya yaitu Jepang, Inggris dan Amerika masing-masing dengan
catatan waktu 20,7 detik, 21,6 detik, dan 22,5 detik. Mungkin karena iklim
tropis di Indonesia terlalu banyak memberikan internsitas cahaya matahari
sehingga suhu udara cenderung panas. Udara yang panas tentu saja menyebabkan
berkurangnya kenyamanan berjalan kaki sehingga orang malas untuk berjalan kaki.
Selain efek dari
intesitas matahari yang terlalu tinggi di daerah tropis, faktor lain yang
menyebabkan orang malas berjalan kaki adalah pola penggunaan lahan yang kurang
tertata dan kurang teratur. Ya, kita akui saja memang kondisi jalanan di
Indonesia ini bisa dibilang tidak terlalu ramah terhadap para pejalan kaki.
Trotoar yang semestinya menjadi hak pejalan kaki untuk bisa berjalan kaki
dengan nyaman dan aman banyak berubah menjadi tempat berjualan para PKL. Belum
lagi banyak pengguna kendaraan yang sering iseng mengendarai kendaraannya di
trotoar demi menghindari kemacetan.
Ada hal yang
cukup menarik mengenai kecepatan berjalan kaki ini. Saat ini, akibat pertambahan
volume kendaraan, laju kecepatan kendaraan bermotor di kota besar
seperti Jakarta hanya berkisar anatara 16 Km/jam dan diperkirakan akan terus
mengalami penurunan sebesar 1 Km/jam setiap tahunnya. Jadi, kira-kira 11 tahun
yang akan datang atau tahun 2023, jika pertambahan volume kendaraan terus
terjadi dan tidak diimbangi dengan perbaikan sistem transportasi maka kecepatan
rata-rata kendaraan bermotor akan menjadi 5km/Jam. Kecepatan ini tidak terpaut
jauh dari kecepatan rata-rata berjalan kaki yaitu sekitar 3-4 km/jam. Ya, jadi
bisa saja nanti, 11 tahun lagi kecepatan kita yang berjalan kaki dengan
kecepatan kita yang mengendari mobil Jaguar di Jakarta tidak jauh berbeda.
Jadi, tertarik
untuk mulai berjalan kaki? Mari mulai dari diri sendiri. Semoga esok lusa
hak-hak pejalan kaki di Indonesia bisa dipenuhi dengan laak sehingga kita tidak
lagi menjadi bangsa yang terlambat paling tidak dalam urusan jalan kaki.
2 komentar:
boleh tau sumber kecepatan jalan kaki itu darimana? trims
Waktu saya menulis tulisan ini dulu, saya ambil kecepatan jalan kaki dari link ini. Tapi sayangnya waktu saya klik kembali link ini sekarang sudah tidak bisa diakses lagi http://www.kamanamana.com/berjalan-kaki
Posting Komentar